Renungan
Antrean ke Berapa ya?
Belakangan sering banget muncul pikiran demikian. Tentang sesuatu yang ditakutkan bagi sebagian orang. Tapi mungkin juga bisa menjadi reminder agar diri semakin terkoneksi dengan-Nya.
###
Menunggu kematian itu ibarat mengantre tapi nggak tahu di urutan nomor berapa. Beda dengan ketika nunggu antrean di bank, rumah sakit, apotek, atau sebagian tempat umum lainnya. Biasanya nunggu sambil pegang nomor antrean ke berapa. Jadi bisa mempersiapkan segala sesuatunya ketika nanti dipanggil ke depan.
Sementara kematian, posisinya sama-sama sudah terdaftar dalam daftar tunggu, sama-sama mengantre, tapi nggak tahu berada di urutan ke berapa atau di nomor antrean ke berapa. Tahu-tahu aja di panggil. Siap nggak siap ya harus siap. Ini yang buat deg-deg-an. Otak sudah muncul pertanyaan "kapan nih giliran gue?". Sementara diri sendiri nggak pernah tahu terdaftar di urutan ke berapa, setelah siapa, atau sebelum siapa?
Nanti ketika Tuhan buka daftar namanya, tiba-tiba sebut salah satu atau beberapa nama, langsung kasih tugas ke malaikat-Nya, saat itulah nggak ada waktu untuk negosiasi dengan-Nya. Karena ajal nggak bisa ditunda apalagi dimajukan. Kecuali Dia ridho untuk memberi kesempatan selanjutnya. Itu pun hanya beberapa yang terpilih dan memenuhi kriteria-Nya saja.
Rasanya udah harap-harap cemas aja. Takut kalau ketika Tuhan menyebutkan salah satu atau beberapa nama hamba-Nya untuk menghadap-Nya, diri masih belum siap. Masih belum cukup amal kebaikan. Masih banyak catatan merah yang dibuat.
Lantas bagaimana bisa kamu begitu percaya diri bahwa segala persiapan telah lengkap dan matang bila sewaktu-waktu malaikat yang diberi mandat oleh-Nya untuk memisahkan jiwa dari raga hamba-Nya datang menemuimu tanpa undangan pemberitahuan sebelumnya?
Yakin sudah siap?
Posting Komentar
0 Komentar