Jika kita tahu nilainya
Bahwa dunia itu amat kecil dibanding akhirat Maka terhadap orang2 yang bergelimang nikmat dan berlalai karenanya kita tak akan merasa iri sedikitpun .
"Demi Allah! Dunia dibandingkan akhirat hanyalah seperti seseorang dari kalian yang mencelupkan salah satu jemarinya ke laut), maka lihatlah apa yang ada pada jarinya tersebut saat ia keluarkan dari laut!" [HR. Muslim]
Jika kita tahu nilainya
Bahwa waktu di dunia ini amat sebentar di banding waktu di akhirat yang akan kita lalui setelahnya. Bila diibaratkan 1km panjang tali yang dibentangkan, maka dunia ini hanya 0,001 mm nya saja bahkan mungkin lebih pendek dari itu. Namun yang pendek itu amat menentukan nasib kita di sepanjang sisa rentangnya.
Maka terhadap orang yang menghabiskan waktunya yang sebentar untuk nilai yang sedikit kita akan merasa amat kasihan.
Umur manusia akhir zaman mungkin hanyalah 60-80tahun,tak sedikit yang berakhir sebelum itu. Mati tak harus tua yang muda pun banyak yang mati. Lalu setelah maut memisahkan jiwa dari raga barulah kehidupan yang sebenarnya dimulai. Perjalanan setelah kematian amatlah panjang hingga mencapai surga yang kita citakan. Kita harus melalui barkzah yang lamanya ratusan ribu tahun dalam bilangan akhirat bahkan mungkin lebih... dimana kita tahu 1 harinya seperti 1000 tahun lamanya waktu dunia, Yaumul Jaza dimana Allah menggulung langit dan bumi yang amat luas dan besar dalam pandangan hita hanya pada satu genggaman, ada Yaumil Mahsyar yang ratusan ribu tahun lagi bahkan mungkin lebih, ada Yaumil Mizan yang ratusan ribu tahun lagi bahkan mungkin lebih, ada Yaumul Syafaat yang ratusan ribu lagi bahkan mungkin lebih, Yaumil Shirat yang ratusan ribu lagi... Bahkan mungkin lebih. Barulah sampai kita pada syurga tujuan akhir kita.



Bagaimana tak lama waktu di akhirat sedangkan putusan dan pengadilan Allah berlaku bagi semua makhluk sejak penciptaan yang pertama hingga akhirnya... Dan bagi setiap makhluk betapa detail hisab Allah tanpa ada satupun yang terlewatkan dari hambanya.
Untuk mencapainya, apakah kita sanggup menanggung penderitaan dan menahan kesakitan untuk sampai padanya dalam waktu selama itu?
Belum lagi jika kita harus terjerumus ke neraka terlebih dahulu untuk membersihkan dosa2 kita yang lain, sebelum pada akhirnya Allah menggangkat dan menyucikan kita di telaga kautsarNya untuk dipindahkan ke syurga. Ingatkah kisah Rasulullah di malam Isra Mi'raj nya ... Mendengar suara bergemuruh lantas bertanya pada Jibril "suara apakah itu?" Lantas Jibril menjawab, itu adalah suara batu yang dilemparkan ke neraka 70 tahun lalu dan baru sampai kedasarnya sekarang " Subhanallah naudzubillah.... Jika di shirat kita sampai tergelincir dan harus terjerumus neraka, berapa lama kita mesti jatuh dan sampai ke dasarnya... Belumlah azab didalamnya setiap makhluk sudah merasa terazab karena panas perjalanannya. Seperti yang kita tahu seringan2nya siksa neraka adalah apabila seorang hamba dipakaikan terompah(sandal) dari bara api neraka lalu mendidihlah ubun2nya.
Jangan jauh2 kesana... Pikirkanlah alam kubur yang paling dekat, tempat singgah yang akan segera kita tempati setelah kehidupan ini. Akankah istirahat kita sama tenang nya ketika kita istirahat di dunia? atau setidaknya akankah tidur kita sama nyenyaknya dengan tidur kita dunia? Akankah tempat kita minimal selapang rumah dan kamar2 kita di dunia? Akankah jelmaan amal yang akan menemani kita sebaik, seelok secinta orang tua, pasangan, anak2 kita di dunia? Bagaimana jika sebaliknya ?
Bagaimana jika kuburan kita gelap, sempit, selalu menghimpit, setiap hari didatangi berbagai siksa dari segala arah dan teman kita yang buruk rupa tak dapat menolong kita dari siksa para malaikat sedikitpun? Naudzubillahimindzalik Sedangkan bukan hanya dosa2 besar perihal menyeka air kencing saja membuat seorang hamba terkena azab kubur, bahkan jika itu termasuk dari kalangan para sahabat ahli surga sekalipun.
Dunia yang sedikit, dan waktu yang sebentar ini ... Nyatanya godaan terbesar, sebanyak apapun kita berusaha memilikinya, setinggi apapun kita berusaha mencapainya kita takkan pernah bisa terus merasa bahagia. Dunia memang diciptakan untuk menghancurkan hati kita, agar kita tidak mencintainya....
Waktu terus berjalan, Kemarin kita mengira kalau waktu masih begitu banyak tersedia, lantas mengisi ibadah dengan seadanya ,menganggap masih punya esok untuk memperbaikinya.Tapi bagaimana kalau ternyata tidak ada lagi esok? Kita hanya punya kemarin yang sudah kita lalui.
Mari teman kita bersama persiapkan segalanya, jangan menunda waktu, karena maut tak pernah menunggu... Jangan hanya meminta syurga... Tetapi mintalah kita selamat di disepanjang jalannya. Semoga kita tidak termasuk orang2 yang sia2 hidupnya. Aamiin
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [Quran Al-Hadid: 20].