Kalau ada orang yang selalu terihat baik kepadamu, bisa jadi dia sedang mendekatimu. Entah mengapa barangkali kamu harus lebih sering menjaga hati saat berhadapan dengannya. Kamu tidak boleh memberikannya harapan lebih, sebab bisa jadi justru dia hanya bermain-main saja.
Kalau ada seorang yang selalu menghubungimu untuk sekedar basa basi, kamu pun harus membalas sekadarnya. Jangan berlebihan, hingga membuatnya memupuk perasaan yang bisa jadi akan menyusahkanmu ke depan saat kamu ternyata memutuskan untuk menolaknya.
Kalau ada orang yang selalu menolongmu, kamu pun harus menjaga diri dan hati. Sebab bisa jadi pertolongan-pertolongan itu yang nanti membuatmu memendam perasaan yang berlebih. Padahal dia tak lebih dari sekedar perpanjangan tanganNya untuk membantumu.
Kalau ada nanti orang yang mengajakmu pergi, kamu harus berani untuk menolaknya dan memberikan penegasan kepadanya. Sebab kamu diciptakan olehNya untuk menjaga diri, bukan untuk mudah berpergian dengan siapapun.



Kalau nanti ada orang yang menjanjikan banyak hal kepadamu, janganlah mudah percaya. Memang benar, semua berawal dari komitmen dan kepercayaan, namun dia tidak bisa benar-benar dikatakan serius sebelum meminta izin kepada yang berhak atasmu. “Lalu kepada siapa aku harus percaya, ayah? Kepada siapa aku harus menerima?” seorang anak gadis yang beranjak dewasa bertanya kepada ayahnya yang sedang bersamanya. Ayah itu pun tersenyum, sambil melirik istrinya disampingnya, seraya mengedipkan matanya. “Bunda, jawab lah pertanyaan anak gadis kita satu ini,” kata ayah sambil tersenyum. “Kalau nanti ada orang yang seperti ayahmu dahulu saat meminta bunda. Ia akan memintamu baik-baik, menjaga kedekatan denganNya serta hubungan dengan keluarganya terutama ibunya, serta mau bekerja keras untuk menafkahi hidup keluarganya kelak. Sebab dia adalah seseorang yang benar-benar memperjuangkanmu.”